Selasa, 29 Maret 2016

saya sangat bersyukur

7 tahun sudah papah tercinta meninggal dunia. Gak terasa memang sudah cukup lama. Entah, ungkapan "gak terasa" benar apa tidak dari saya sebagai anak beliau. Yang pasti, saya ikhlas. Susah, tapi itu harus saya lakukan agar beliau tenang di alam sana. Amin ya robbal'alamin...

Setelah papah meninggal, mamah sendiri. Dalam arti ya mamah memulai statusnya sebagai janda. Butuh waktu yang cukup lama buat mamah menyesuaikan hidup tanpa seorang suami.
Pada suatu hari, mamah meminta ijin kepada kami anak-anaknya untuk menikah lagi. Mamah beralasan supaya ada yang bisa membantu keluarga kami secara finansial. Selain itu, beliau juga takut fitnah. Mamah yang kebetulan seorang kepala sekolah sering pergi rapat kesana kemari. Bersama anak buahnya yang tidak semua perempuan.
Proses meminta ijin cukup lama. Karena mamah meyakinkan kami dan keluarga besarnya agar beliau bisa menikah lagi dengan alasan tersebut. Awalnya saya tidak setuju. Karena saya masih risih. Lain halnya dengan bibi saya. Adik mamah, dan memang mamah anak paling tua. Bibi saya takut mamah memilih calon suami yang salah. Yang Cuma numpang hidup. Tapi, dengan keyakinan mamah bisa meyakinkan kami semua karena beliau percaya niat baik tersebut.



Setelah proses panjang. Sudah 6 tahun usia pernikahan beliau. Akhirnya saya sadar dan bersyukur. Alloh SWT memberi ayah baru yang baik, penyanyang, mengayomi, dan bisa di jadikan panutan keluarga dan masyarakat. Beliau juga mempunya kemiripan dengan alm papah, mulai dari wajah, hobi bermain bola, supel gampang bergaul..mirip gak 😊

0 komentar:

Posting Komentar