Sebenernya banyak sih hal-hal yang bisa dikaitkan dengan "waktu" bisa
dalam arti sebenernya ato nggak. salah satunya ini:
hidup dalam keluarga itu merupakan suatu anugrah
yang tiada tara, mengenyampingkan persoalan finansial dan segala macam
masalah-masalah klasik yang biasa ada di dalam kehidupan pada suatu keluarga.
seperti dalam contoh kehidupan ini. di dunia ini terdapat suatu keluarga yang
cukup bahagia dalam menjalani hidupnya. seperti biasa didalamnya ada 2 insan
yang berperan sebagai Ayah dan Ibu, mereka mempunyai 4 orang anak,3 laki-laki
dan satu perempuan. salah satu anaknya adalah Dia, anak ke 3 dari 4 saudara.
singkat cerita ayahnya sakit keras, darah tinggi
dan stroke. pada waktu itu Dia masih sekolah di SMA semester akhir. sebelumnya
sih ayahnya sudah cukup pulih dari penyakitnya. tetapi penyakit itu datang lagi
pada saat ayahnya sengaja meminum minuman suplemen yang sengaja di beli oleh
kakaknya yang kedua. ayah dan kakaknya memang hobi sekali bermain bola.
kebiasaan sehabis bermain bola mereka minum minuman suplemen. tetapi untuk
sekarang ayahnya dilarang untuk mengkonsumsi minuman itu, pada akhirnya
kecolongan juga.
sesampainya dirumah ibunya memarahi ke dua
kakaknya karena tidak melarang ayahnya agar tidak mengkonsumsi minuman itu.
kedua kakaknya pun memberi penjelasan bahwa mereka tidak tahu ayahnya minum
minuman tersebut. akibatnya, tangan sebelah kiri ayahnya tidak bisa digerakkan
karena stroke ringannya kambuh.
Semua pengobatan sudah dilakukan, mulai dari yang
medis sampai dengan yang alternatif. Ibunya tidak pernah menyerah berusaha
untuk membantu ayahnya sembuh dari penyakit. Seorang ibu yang tegar, kuat dan
bersahaja. Ayahnya pun tidak ingin semua ini terjadi tetapi ia tetap sembuh
dari penyakitnya.
Suatu hari Dia pulang. Dirumah ternyata ayahnya
sendirian. Karena ibunya adalah seorang guru, yang setiap hari pulang jam 4
sore karena mengajar di 2 sekolah berbeda, kedua kakak laki2nya belum pulang
kerja sedangkan adik perempuannya sedang bermain, maklum umurnya masih 7 tahun.
Dia ingat pesan ibunya agar Dia memberi makan sekaligus menyuapinya karena
ayahnya sudah tidak bisa makan sendiri karena kedua tangannya tidak bisa
digerakkan, sudah tidak fasih berbicara dan tidak bisa berjalan karena penyakit
strokenya yang semakin para.
Pada saat itu juga Dia membuatkan makanan untuk
ayanhnya. Pada hari itu tidak ada lauk yang siap dimakan, di lemari Cuma ada
telur mentah dan dimasaklah telur itu, sebenernya telur banyak mengandung
kolesterol yang tidak baik buat orang yang mengalami stroke tapi apa mau dikata
sudah tidak ada yang bisa dimasak lagi. Akhirnya makanan sudah siap, telur
goreng, nasi dan kecap manis. Disuapilah ayahnya sampai nasinya habis.
Tidak terasa Dia sudah melanjutkan sekolahnya di
sekolah tinggi yang Ia pilih, di sekolah barunya Ia mengikuti latihan pengibar
bendera, karena memang sebentar lagi tanggal 17 agustus. Setelah pengibaran
bendera selesai, Iapun pergi berekreasi ke puncak bersama semua anggota
pengibar bendera, ini adalah ucapan terima kasih yang diberikan kepada anggota
yang menjadi anggota pengibar bendera.
Sepulang dari acara itu, Ia melihat ayahnya
terbaring lemas dengan posisi kedua kaki di angkat ke kursi. Iapun bertanya
kepada ibunya atas apa yang terjadi pada ayahnya. Ibunya bilang ayahnya
terjatuh di kamar mandi. Dia khawatir atas apa yang terjadi pada ayahnya.
Hari ini adalah hari pertama kuliah, dan sudah 3
tahun juga ayahnya yang sakit tak kunjung sembuh. Pernah pada saat itu ibunya
merasa putus asa karena usaha yang dilakukan untuk membantu penyembuhan ayahnya
tidak menunjukan hasil yang baik.
Hari itu Ia pulang cepat, seperti biasa rumah
dalam keadaan sepi. Tinggal ayahnya sendiri yang sedang duduk di ruang tamu.
Sesampainya di dalam rumah dengan berbicara tidak jelas dan air liur yang
keluar dari mulitnya, ayahnya mengisyaratkan bahwa ia lapar. Dalam keadaan
lelah dengan wajah kesal Ia membuatkankan makanan untuk ayahnya dan disuapilah
ayahnya. Akibat terlalu buru2 menyudahi tugasnya menyuapi ayahnya, ayahnya pun
tersedak makanan. Akibatnya, makanan yang sudah di kunyah termuntahkan dari
mulut ayahnya. Ia pun kesal kepada ayahnya...
Sesampainya di kampus, ia bercerita kepada
temannya bahwa ia telah lelah mengurusi ayahnya yang sakit dan tak kunjung
sembuh. Temannya pun memberi nasihat agar Dia tetap sabar dalam merawatat
ayahnya, bagaimanapun ayahnya adalah orang tuanya.
Sesampainya dirumah Ia bertengkar dengan ayahnya,
dengan rasa emosi yang tinggi Ia melempar ayahnya dengan bantal dengan keras. Ayahnyapun
membalas dengan tak berdaya. Setelah bertengkar
iapun keluar rumah dan merenung, Ia
menyadari bahwa yang dilakukan adalah suatu kesalahan besar. Dan hari itu juga
Ia meminta maaf kepada Ayahnya. Dan Ayahnyapun menangis.
Kondisi sang Ayah sudah semakin kurus dan melemah,
oleh karena itu Ayahnyapun di infuse karena asupan makanannya yang masuk kurang…saat
Ayahnya ingin solat, Diapun mengantar ke kamar solat, karena dengan kondisi
tangan terinfus jadi Dia memegang infuse Ayahnya agar Ayahnya bias melaksanakan
solat. Ketika Dia melihat Ayahnya solat dengan hikmat, Diapun menangis.
Hari berikutnya kondisi Ayahnya makin melemah,
ketika Ayahnya berbaring tidur kaki kanannya terus bergerak, entah apa yang
menyebabkan kakinya terus bergerak. Akibat terlalu sering berbaring di tempat
tidur, bagian kulit belakang badan Ayahnya lecet, ternyata Ayahnya mengidap
diabetes.
Malam itu Ibunya menyadari bahwa Suaminya sudah
dalam keadaan Koma, atau dalam Islam disebut Sakaratul Maut. Ibunyapun
memanggil para sanak saudara agar datang ke rumahnya. Seketika rumahnya ramai
oleh sanak family dan para tetangga. Diapun duduk disamping Ayahnya, menatap
Ayahnya sambil menangis. Kalimat syahadatpun terus dilantunkan di telinga kanan
Ayahnya, bertujuan menuntun Ayahnya agar mengikuti Syahadat yang dilafalkan. Kedua
kakaknya datang dengan tergesa-gesa, mereka dating langsung dari tempat kerja
mereka.
Selang beberapa jam Ayahnya menghembuskan nafas
terakhir, lalu tangisanpun pecah dirumah nya. Diapun mengihlaskan kepergian
sang Ayah untuk selama-lamanya meskipun Dia menyesal kepada dirinya sendiri
karena belum sempat membahagiakan beliau.
Dapat diambil kesimpulan bahwa sayangilah Orang
Tuamu, berbuat baiklah kepada beliau sebelum waktu menghilangkan kesempatan
itu. Semoga cerita ini bermanfaat bagi kalian J