Minggu, 13 Oktober 2013

CERPAN (cerita panjang) jangan biarkan waktu "merobek kita"

Sebenernya banyak sih hal-hal yang bisa dikaitkan dengan "waktu" bisa dalam arti sebenernya ato nggak. salah satunya ini:



hidup dalam keluarga itu merupakan suatu anugrah yang tiada tara, mengenyampingkan persoalan finansial dan segala macam masalah-masalah klasik yang biasa ada di dalam kehidupan pada suatu keluarga. seperti dalam contoh kehidupan ini. di dunia ini terdapat suatu keluarga yang cukup bahagia dalam menjalani hidupnya. seperti biasa didalamnya ada 2 insan yang berperan sebagai Ayah dan Ibu, mereka mempunyai 4 orang anak,3 laki-laki dan satu perempuan. salah satu anaknya adalah Dia, anak ke 3 dari 4 saudara.
singkat cerita ayahnya sakit keras, darah tinggi dan stroke. pada waktu itu Dia masih sekolah di SMA semester akhir. sebelumnya sih ayahnya sudah cukup pulih dari penyakitnya. tetapi penyakit itu datang lagi pada saat ayahnya sengaja meminum minuman suplemen yang sengaja di beli oleh kakaknya yang kedua. ayah dan kakaknya memang hobi sekali bermain bola. kebiasaan sehabis bermain bola mereka minum minuman suplemen. tetapi untuk sekarang ayahnya dilarang untuk mengkonsumsi minuman itu, pada akhirnya kecolongan juga.
sesampainya dirumah ibunya memarahi ke dua kakaknya karena tidak melarang ayahnya agar tidak mengkonsumsi minuman itu. kedua kakaknya pun memberi penjelasan bahwa mereka tidak tahu ayahnya minum minuman tersebut. akibatnya, tangan sebelah kiri ayahnya tidak bisa digerakkan karena stroke ringannya kambuh.
Semua pengobatan sudah dilakukan, mulai dari yang medis sampai dengan yang alternatif. Ibunya tidak pernah menyerah berusaha untuk membantu ayahnya sembuh dari penyakit. Seorang ibu yang tegar, kuat dan bersahaja. Ayahnya pun tidak ingin semua ini terjadi tetapi ia tetap sembuh dari penyakitnya.
Suatu hari Dia pulang. Dirumah ternyata ayahnya sendirian. Karena ibunya adalah seorang guru, yang setiap hari pulang jam 4 sore karena mengajar di 2 sekolah berbeda, kedua kakak laki2nya belum pulang kerja sedangkan adik perempuannya sedang bermain, maklum umurnya masih 7 tahun. Dia ingat pesan ibunya agar Dia memberi makan sekaligus menyuapinya karena ayahnya sudah tidak bisa makan sendiri karena kedua tangannya tidak bisa digerakkan, sudah tidak fasih berbicara dan tidak bisa berjalan karena penyakit strokenya yang semakin para.
Pada saat itu juga Dia membuatkan makanan untuk ayanhnya. Pada hari itu tidak ada lauk yang siap dimakan, di lemari Cuma ada telur mentah dan dimasaklah telur itu, sebenernya telur banyak mengandung kolesterol yang tidak baik buat orang yang mengalami stroke tapi apa mau dikata sudah tidak ada yang bisa dimasak lagi. Akhirnya makanan sudah siap, telur goreng, nasi dan kecap manis. Disuapilah ayahnya sampai nasinya habis.
Tidak terasa Dia sudah melanjutkan sekolahnya di sekolah tinggi yang Ia pilih, di sekolah barunya Ia mengikuti latihan pengibar bendera, karena memang sebentar lagi tanggal 17 agustus. Setelah pengibaran bendera selesai, Iapun pergi berekreasi ke puncak bersama semua anggota pengibar bendera, ini adalah ucapan terima kasih yang diberikan kepada anggota yang menjadi anggota pengibar bendera.
Sepulang dari acara itu, Ia melihat ayahnya terbaring lemas dengan posisi kedua kaki di angkat ke kursi. Iapun bertanya kepada ibunya atas apa yang terjadi pada ayahnya. Ibunya bilang ayahnya terjatuh di kamar mandi. Dia khawatir atas apa yang terjadi pada ayahnya.
Hari ini adalah hari pertama kuliah, dan sudah 3 tahun juga ayahnya yang sakit tak kunjung sembuh. Pernah pada saat itu ibunya merasa putus asa karena usaha yang dilakukan untuk membantu penyembuhan ayahnya tidak menunjukan hasil yang baik.
Hari itu Ia pulang cepat, seperti biasa rumah dalam keadaan sepi. Tinggal ayahnya sendiri yang sedang duduk di ruang tamu. Sesampainya di dalam rumah dengan berbicara tidak jelas dan air liur yang keluar dari mulitnya, ayahnya mengisyaratkan bahwa ia lapar. Dalam keadaan lelah dengan wajah kesal Ia membuatkankan makanan untuk ayahnya dan disuapilah ayahnya. Akibat terlalu buru2 menyudahi tugasnya menyuapi ayahnya, ayahnya pun tersedak makanan. Akibatnya, makanan yang sudah di kunyah termuntahkan dari mulut ayahnya. Ia pun kesal kepada ayahnya...
Sesampainya di kampus, ia bercerita kepada temannya bahwa ia telah lelah mengurusi ayahnya yang sakit dan tak kunjung sembuh. Temannya pun memberi nasihat agar Dia tetap sabar dalam merawatat ayahnya, bagaimanapun ayahnya adalah orang tuanya.
Sesampainya dirumah Ia bertengkar dengan ayahnya, dengan rasa emosi yang tinggi Ia melempar ayahnya dengan bantal dengan keras. Ayahnyapun membalas dengan tak berdaya.  Setelah bertengkar iapun keluar rumah dan merenung,  Ia menyadari bahwa yang dilakukan adalah suatu kesalahan besar. Dan hari itu juga Ia meminta maaf kepada Ayahnya. Dan Ayahnyapun menangis.
Kondisi sang Ayah sudah semakin kurus dan melemah, oleh karena itu Ayahnyapun di infuse karena asupan makanannya yang masuk kurang…saat Ayahnya ingin solat, Diapun mengantar ke kamar solat, karena dengan kondisi tangan terinfus jadi Dia memegang infuse Ayahnya agar Ayahnya bias melaksanakan solat. Ketika Dia melihat Ayahnya solat dengan hikmat, Diapun menangis.
Hari berikutnya kondisi Ayahnya makin melemah, ketika Ayahnya berbaring tidur kaki kanannya terus bergerak, entah apa yang menyebabkan kakinya terus bergerak. Akibat terlalu sering berbaring di tempat tidur, bagian kulit belakang badan Ayahnya lecet, ternyata Ayahnya mengidap diabetes.
Malam itu Ibunya menyadari bahwa Suaminya sudah dalam keadaan Koma, atau dalam Islam disebut Sakaratul Maut. Ibunyapun memanggil para sanak saudara agar datang ke rumahnya. Seketika rumahnya ramai oleh sanak family dan para tetangga. Diapun duduk disamping Ayahnya, menatap Ayahnya sambil menangis. Kalimat syahadatpun terus dilantunkan di telinga kanan Ayahnya, bertujuan menuntun Ayahnya agar mengikuti Syahadat yang dilafalkan. Kedua kakaknya datang dengan tergesa-gesa, mereka dating langsung dari tempat kerja mereka.
Selang beberapa jam Ayahnya menghembuskan nafas terakhir, lalu tangisanpun pecah dirumah nya. Diapun mengihlaskan kepergian sang Ayah untuk selama-lamanya meskipun Dia menyesal kepada dirinya sendiri karena belum sempat membahagiakan beliau.
Dapat diambil kesimpulan bahwa sayangilah Orang Tuamu, berbuat baiklah kepada beliau sebelum waktu menghilangkan kesempatan itu. Semoga cerita ini bermanfaat bagi kalian J




2 komentar: